Sepasang kekasih itu sudah ditakdirkan untuk bertemu. Ibarat perjalanan,mereka mempunyai tujuan yang sama,arah yang juga sama. Yang beda? jelas waktu dan kecepatan. Mereka kadang berada dijalur yang tidak semestinya mereka lewati. Mereka berbelok ke "Rumah Yang salah". Kadang mereka merasa sudah merasa nyaman namun tentu saja itu bukan rumah mereka. Nyaman mungkin di awal, dan seiring berjalan waktu maka rumah itu semakin lapuk oleh caci,cat dindingnya yang dulu kokoh kini mengelupas oleh benci atau bahkan roboh saat mereka tengah berteduh di dalamnya.Sakit memang tapi mereka tetap harus bangkit meninggalkan "Rumah Yang Salah" Tersebut.
Kadang juga mereka salah sasaran. Menemukan yang identik sama dengan Rumah Tujuan mereka. Dinding,atap,pagar sampai halamannya sama persis. Dengan merasa nyaman (lagi) mereka memasuki "Rumah Yang Persis" itu dengan harapan tidak roboh seperti "Rumah Yang Salah" sebelumnya. Memang, rumah ini bertahan bertahun-tahun tapi ada yang kurang.
" Apa? tidak bisa diungkapkan tapi tetap ada yang kurang. Cat nya sama namun hampa. Tempat tidurnya sama tapi hambar. Apa yang salah?" Masing - masing dari mereka saling bertanya dalam hati.
"Tentu karena ini rumah replika. HEY! Sadarlah bahwa Tujuan kamu bukan ini. Rumah ini memang kokoh tapi akan sama saja bila kamu tak menemukan kebahagiaan di dalamnya.
Pergilah! Mungkin Rumah ini lebih pantas dimiliki oleh orang lain. Mungkin Rumah ini Replika bagimu tapi bisa jadi ini TUJUAN orang lain. Janganlah egois! Kamu sudah nyaman di "Rumah Yang Persis" karena bertahun-tahun saja di dalamnya. Kebahagiaanmu ada di "Rumah Yang Benar". Pergilah!" Bentak Rumah itu kepada mereka.
Mereka meneruskan perjalanan. Kedua pasang hati yang saling menjadi musafir itu. 5 Tahun?Entah kadang bisa sampai 7 Tahun. Mereka trauma dengan kesalahan. Membuka pintu rumah yang mereka temui seakan nyaman pun tak mereka lakukan lagi. Mereka memutuskan untuk sabar. Diam dalam tenang. Tenang dalam kediaman. Dan akan tiba pada masanya ketika mereka lelah lalu memutuskan istirahat sejenak. Istirahat dari perjalanan yang melelahkan ini. Malah mereka bertemu di suatu titik dimana tidak ada Rumah disana.
" Kamu! kamu seharusnya jadi rumahku.Aku sudah lama mencarimu daridulu. Kemana saja kamu? " Ujar si A.
"Sudahlah. Bukan masalah aku kemana dan kamu kemana. Bukan masalah siapa yang sampai di tempat tujuan duluan. Dan bukan pula siapa yang memulai menemukan siapa. Yang penting adalah maukah kau membantuku membangun rumah yang sesuai seperti yang sama-sama kita impikan?Kamu mau Yang seperti apa?Aku akan merancang untukmu" Jawab si B.
"Kamu jangan pergi lagi, aku sudah lelah untuk meneruskan perjalanan ini" A memohon.
"Aku tak bisa memberikan kepastian namun aku bisa menjamin kebahagiaan dan tentu saja kita akan meneruskan perjalanan. Rumah kita di sini tapi mimpi dan cita-cita kita ada di luar. Kita akan pergi kemanapun kita mau tapi tetap disinilah KITA PULANG. Kita akan tua dan mati disini. Jadilah teman hidupku. Di RUMAH YANG BENAR ini" Pinta B.
" I WILL" Jawab A Dengan isak tangis.
Tangis kebahagiaan dan lega bahwa dia menemukan tempat yang nyaman. Mereka berdua sepakat menamai Rumah itu dengan nama :
" SOULMATE"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar