Hanya memanggil
Wahai Makmumku, akulah imam-mu yang paling banyak kekurangan
tapi aku percaya kamu akan sempurnakanku.
Wahai Makmumku, akulah imam-mu yang harusnya berdiri di
depanmu tapi kadang meragu dan kamu menepuk pundakku dari belakang menepis
keraguanku.
Wahai Makmumku, akulah imam-mu yang tidak bisa menjanjikan
kebahagian dunia secara utuh namun kamu tetap berbagi senyum dan kasih untukku.
Wahai Makmumku, akulah imam-mu yang tidak akan mencari
makmum lain karena tak ada satupun di antara yang lain itu sepertimu
bahagiakanku.
Wahai cahayaku, akulah kegelapan yang senantiasa mencari
setitik nila pelita yang kau simpan sendiri dalam hingar bingar cinta.
Wahai cahayaku, akulah lorong panjang tanpa arah yang akan
kau pandu dengan kasih sayang melalui hari yang panjang.
Wahai cahayaku, akulah jurang terdalam yang rapuh dan tak
terukur hingga kau temukan secercah arti hidup dan mengajakku ke atas.
Wahai cahayaku, akulah samudera terluas yang hampa dan
kosong lalu kau membuatku percaya bahwa di ujung pantai kau buktikan adanya
siluet mentari senja dan fajar yang menghiasi jalinan kita.
Entahlah, aku hanya memanggil.
Memanggilmu dalam doa.
Memanggilmu dalam hati.
Memanggilmu dalam kerinduan.
Kamu makmum ku yang bercahaya. Cinta dan Sayang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar