Tidak tau sajak ini untuk siapa.
Sama seperti aku saat memandangi malam
Entah bintang bersinar menerangi apa
dan bagaimana
Selalu aku tak bisa memahami kata dibalik rasa
yang tak semestinya diucap
bahkan hanya disemayamkan dalam hati
itu melangkahi aturan semesta
Dan seperti cinta rahwana kepada shinta
yang dicemooh sebagai cinta terlarang abadi
lalu mengapa semesta merancang sebuah hati
bila dia tiada boleh tuk dicintai
Seandainya hati boleh memilih
pastilah akan ada dinding dan bilik-bilik yang turut menyekat
ruang disana bukan untukmu katanya berseru
namun aku tlah takluk padamu
Dan hari saat aku bertemu denganmu
akan slalu kusesali dalam hidup
Bukan karena kita tak semestinya bertemu
terlebih aku tak pernah menyangka
menulis sajak yang tak tau
ini untuk siapa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar