Aku tak suka senja
Warnanya yang ke oranyean membuatku merasa suram
pedih pekat senyap
seperti hati yang baru saja patah hati
memandang skeptis dan acuh kepada semua hal
wajar aku melakukannya bila melihat tidak ada lagi sisa cinta didalam hati
Aku benci senja
meskipun dia pertanda datangnya malam
dimana aku mengadu dan beradu dalam keheningan
tenang nian namun tentram temaram
lecutan sakit dan cidera yang menggerogoti perasaan akan hilang
karena aku bicara pada banyak bintang terang
Sudahlah
kamu memang perempuan senja itu
masih memainkan nada yang sama
meski wajahmu tak lagi dingin
biar izinkan aku mengutuk senja
agar dia mengerti apa yang membuatku muram
Pergi saja ditelan gunung, hey kau senja!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar