Awalan

Tiada Yang Salah. Hanya Aku Manusia Bodoh

Minggu, 05 Mei 2013

KARMA YANG LAIN


“Dibenerin itu sikapnya!” kata senior itu dengan galak kepadaku.

Aku merubah posisi dengan takut. Sudah 3 hari ini aku mengikuti kegiatan MOS di SMA IDAMAN. Huh, aku muak dengan segala hal yang dipaksakan untuk biasa. Plonco itu primitif, teriak hati ini menentang ketidakadilan. Apalagi ada satu senior yang entah-kenapa rasanya membenciku dengan sangat. Apa yang sudah kuperbuat ya? Rasanya aku sama dengan ratusan murid baru yang lain.

Diam.
Menurut.
Dan Takut.

Tyo, sebuah nama yang akan selalu kuingat layaknya memori tanpa bisa dihapus. Aku tak peduli siapa nama lengkapnya. Yang jelas aku sangat membencinya. Senior sok!
Sok Ganteng.
Sok Tegas.
Sok Disiplin.
Dan ratusan sok lain yang mungkin bila di tulis akan mengeringkan tinta lautan.

“Nama kamu siapa?” Tanya tyo sok akrab padaku.
“Arinda, kak” jawabku dengan halus karena terpaksa.

Dia meminta nomor hapeku. Dan kuberikan! Setan apa yang telah merasuki otakku hingga memberikan akses kepada senior galak itu untuk masuk ke kehidupanku lebih dalam?ah entahlah. Aku berharap dengan ini kami akan akrab dan dia lebih lunak dalam memperlakukanku.

Dek Arin lagi ap?... :) *received Wednesday, 8.00 p.m
 Isi sms singkat dari tyo malam ini. Ah aku malas menjawab senior yg 3 hari berturut- turut membentak dan memelototiku layaknya maling yang di interogasi. Malas banget!

Sudah tidur y?maaf mas ganggu ya dek. Good night. *received Wednesday, 8.15 p.m
Ah sudahlah. Aku balas saja. Toh gak ada ruginya dan kalo tidak dibalas aku takut besok disiksa lagi.

Mlm, kak tyo. Sy lagi santai aja kak. Capek habis mos. Hihihi ;) *sent Wednesday, 8.36 p.m
Tak ada balasan. Maka aku menyeruak ke dalam kasur hangat setelah siksaan 3 hari ini. Surga!

Pagi ini rasanya berbeda. Aku sudah menjalani hidup layaknya siswi SMA normal. Selamat tinggal Pembodohan MOS. Karena di SMA IDAMAN murid diwajibkan mengikuti kegiatan  ekstrakulikuler maka aku memilih OSIS sebagai tambatan. Pilihanku salah. Ada Tyo disana. Aku bosan melihat wajahnya yang menyebalkan itu. Dan dia melihat ke arahku. Ku ulangi..

KE ARAHKU!!

Aku cuek saja, toh niatku ikut OSIS gak salah. Perhatianku masih tertuju pada Tyo. Dia pun sadar dan balas memelototiku. Mata yang sama saat memandangku di kegiatan primitif MOS. Mata SETAN! KEPET kau TYO! Semalam sms manis, pagi masih saja sinis seperti itu kau tunjukkan. Muak! Aku mencoba ramah dan kusapa tyo sialan itu.

“Kak, Tyo. Pagi kak”. Sapaku dengan lembut. Aku pintar berpura-pura ternyata.
“Hemm. Pagi”. Balasnya dengan sikap sok-nya yang menyebalkan.

Aku tinggalkan sajalah. Aku sudah menyerahkan formulir pendaftaran di ruang OSIS dan tak ada keperluan lain disini. Ada si SETAN TYO. Cih!

Mimpi Buruk! Kegiatan LDKS (Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa) adalah kiamat kubra bila dibandingkan dengan MOS. LDKS diadakan diluar sekolah, tepatnya di area perkemahan. Di dinginnya hawa gunung ini si Tyo malah dengan beringas menyiksaku.
Aku dibentak. Di caci. Di pelototi. Dan di hina.

DEK YANG BAGUS KALO JALAN!
DEK KAMU TUH MANJA!
DEK KAMU GAK BENER TUH MIMPIN KELOMPOK!

Dan DEK DEK yang dilontarkan Tyo semakin banyak. Kenapa harus aku?Yang lain pun tak disentuhnya. Hampir seluruh waktu LDKS dipergunakan untuk mem-ploncoku. Kakak-kakak OSIS yang lain pun hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Tyo. Katanya sih, sebelumnya dia tidak pernah se “garang” itu kepada Junior. Teman sebaya dan senasibku juga. Bila Tyo membentak mereka, mungkin hanya sekali. Yak benar!SEKALI dan aku BERKALI-KALI LIPAT. Dasar Orang edan! Cowok gila! SETAN! Umpatku dalam hati karena aku takut tentunya.

Aku resmi menjadi pengurus OSIS. MIMPI BURUK LAGI. Arghhh! Semakin sering aku bertemu Tyo. Tiap bertemu kini ia BERANI MAIN FISIK. Rambut belakangku yang aku ikat dengan cantik dijambaknya. Aku kesakitan dan dia malah tertawa cekikikan. TYO GILA! Hal ini dilakukan berkali- kali setiap dia lewat di belakangku. Cowok cemen! Berani dengan cewek. Bila aku sedang ngobrol asyik dengan pengurus OSIS yang lain pun Tyo suka ikut nimbrung. Parahnya dia selalu menghinaku.

“Halah si Arin itu ngomong apa. Pasti gak ada isinya” Celetuk Tyo dengan menyebalkan.

“Apasih kak Tyo. Selalu aja ah!” Kini aku mulai berani menjawabnya. Kita setara kok. OSIS!

“Kamu itu kalo ngomong  kayak orang pinter aja. Kan kamu bodoh, Hahahah” Ocehan Tyo   makin menjadi. Menyebalkan! Ugh!

Dan hal ini berulang-ulang hingga menjadi tren bila ada Aku dan Tyo maka akan ada pertengkaran. Bedanya, kini aku berani melawannya. Melawan ke “sok” kuasanya. Melawan kejahatannya selama ini kepadaku. Rasakan Tyo.

Sudah seminggu ini Tyo sok manis. Emm..aku akui dia semakin manis sih. Sikap “Bully” nya sudah hilang. Entah kenapa. Bila bertemu aku dia jadi diam. Sering aku melihatnya mencuri pandang kepadaku bila rapat. Aku cuek saja. Dan semakin sering dia sms sekedar bertanya sudah makan?Malam minggu kemana sampai dengan curhat. Seorang Tyo yang killer itu curhat kepadaku?Serasa tidak mungkin. Bagai air daun yang berubah menjadi hujan. Mustahil tapi buktinya nyata aku rasakan. Lambat laun aku terbawa alur Tyo. Dia semakin perhatian. Saat ada acara nonton bioskop bareng, kami kebetulan satu mobil. Aku agak mengantuk karena malam sebelumnya aku begadang nonton bola. Aku memang cewek, tapi aku suka lihat permainan sepak kaki itu. Setan Merah adalah tim idamanku. Untung bukan aku yang menyetir mobil ini. Kusandarkan saja kepalaku di bagian belakang jok kursi depan. Menunduk sambil menunggu mobil ini sampai tujuan. Tyo duduk disebelahku. Entah kenapa dia memilih spot itu namun aku senang saja. Dia sekarang sudah “agak” tidak jahat kepadaku. Tiba – tiba tanpa kusadari dia membelai rambutku dengan halus dan berkata:

“ Arin, kamu sakit dek?” Halus kalimat yang dia katakan kepadaku.
“Emmm..enggak kak. Eh iya,sedikit pusing saja” Jawabku dengan gemetar.

Bukan karena memang aku sakit tapi karena rasa yang aneh! Rasa yang menjalar hingga ke ujung kaki. Rasa yang aku sendiri tak tahu apa itu. Yang jelas, jantungku serasa diputar dan diberi sumbu tak ter arah. Jawabanku belepotan karena grogi. HAH! Grogi kepada Tyo. Kenapa aku ini? Dia ini Tyo loh. Orang yang sangat aku benci tapi tiba – tiba membuatku tak menentu. ARIN! KAMU KENAPA! Tanya logika kepadaku tapi aku diam. Bukan ingin mengingkari tapi hati menyuruhku menikmatinya. Ini panah CUPID?Entahlah aku masih ragu.

Setelah momen itu tanpa disadari aku dan Tyo semakin dekat. Kami kadang menertawakan hal yang sama atau melakukan hal sama yang ditertawakan orang lain. Seperti saling mengejek dengan sebutan misalnya. Tyo si SETAN atau ARIN si LEMOT. Aku tak pernah merindukan masuk sekolah seperti ini. Bagiku sekolah adalah penjara. Tapi kaki ingin melangkah menuruti keinginan mata. Mata ingin melihat Tyo. Melihat SETAN yang aku puja. Yak aku akui sekarang aku jatuh kepadanya. Kepada orang yang aku benci. Tapi aku tak tahu dengan hatinya. Aku harap sms kami yang puluhan jumlahnya tiap malam juga meluluhkan hatinya untuk suka kepadaku. Aku harap!

Ini hari gelap. Langit tak mendung tapi mega seakan menutup hati dengan kesedihan. Aku kaget. Kecewa dan Marah. Bercampur layaknya larutan yang sudah lama diendapkan. Hatiku sesak tak terkira. Istirahat sekolah Tyo mendatangiku. Aku gemetar. Gugup. Inikah namanya penembakan?inikah rasanya di beri ungkapan cinta oleh pujaan hati?Ah pangeranku. Aku harap kamu menjadi pangeran Palasara dan aku ratu Setyawati. Kita akan membuat kerajaan cinta bersama. Itu HARAPANKU! Lalu kau Tyo. Dengan mudah mengatakan kalimat pembunuh:

“Arinda, kalo aku nembak Yuri, menurut kamu gimana?” KATANYA.
“Emm..apa mas?oh. iya..eh iya tembak aja mas. Cocok kok hehehe” Kataku dengan lantang padahal hati ini teriris perih. Palu hakim seperti memvonis aku kena hukuman mati. MATI RASA! TYO KAMU KEJAM. KAMU MENDEKATIKU SELAMA INI HANYA UNTUK APA?

Sudah dua minggu ini aku pasrah melihat Kak Tyo menjalin cinta dengan Yuri. Cocok. Yuri manis dan smart. Baik dan ramah. Seimbang untuk menekan sikap Tyo yang seperti SETAN itu. Bodohnya aku. Seperti tidak terjadi apa – apa bila aku menyapa Tyo. Aku memang pintar bersandiwara. Aku masih sering curi – curi pandang bila ada Tyo. Meskipun dia sedang ke arah kelas Yuri. AH biarlah. Toh cinta tak bisa dipaksakan. Berbahagialah kamu Tyo. Setan yang kejam. Menggodaku masuk ke cinta jahanam. Lalu pergi ke Surga Cinta yang lain. Aku membusuk sendirian di pedihnya patah hati. Cinta pertama yang aku temukan di masa SMA ku ternyata seorang SETAN sejati. Sampai jumpa di karma yang lain Tyo. Di masa itu akulah yang akan menyakitimu. Salam dari Arinda, kak. 

   


Tidak ada komentar:

Posting Komentar